Konsentrasi: Pemasaran
Advertising 1
I. PENDAHULUAN
Para arkeolog meyakini, advertising sudah ada sejak zaman dulu. Advertising dilakukan dalam berbagai bentuk “mempublikasikan” berbagai peristiwa (event) dan tawaran (offers). Metode iklan pertama yang dilakukan oleh manusia sangat sederhana. Pemilik barang yang ingin menjual barangnya akan berteriak di gerbang kota menawarkan barangnya pada pengunjung yang masuk ke kota tersebut. Iklan sudah dikenal manusia dalam bentuk pesan berantai (word of mouth) yang bentuknya pengumuman-pengmuman. Pesan berantai itu disampaikan dari mulut ke mulut untuk membantu kelancaran proses jual-beli.
Ada tiga istilah yang umum dipakai di indonesia untuk menyebut advertising, yaitu: reklame, advertensi, dan iklan.reklame berasal dari bahasa belanda yang dieja sebagai reclame.kata itu juga berasal dari bahasaperancis reclamare. Advertensi berasal dari bahasa belanda advertentie yang juga mengacu pada bahasa inggris advertising.Sedangkan iklan yang umum dipakai dalam bahasa Melayu berasal dari bahasa Arab i'lan atau i'lanun secara harfiah berarti informasi.
Banyak definisi diberikan bagi kata ‘periklanan’, akan tetapi salah satu yang paling sederhana dengan harapan agar kita tidak berdebat soal ini. Periklanan adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan pembuat barang, atau pemasok jasa dengan masyarakat banyak atau sekelompok orang tertentu yang bertujuan untuk menunjang upaya pemasaran. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan gambar, suara atau kata-kata, gerak atau bau yang disalurkan melalui media atau secara langsung. Berdasarkan pengertian ini maka ‘Biro Iklan’ adalah lembaga usaha yang memberikan jasa periklanan bagi siapa yang membutuhkan baik perorangan, perusahaan pembuat barang atau pemasok jasa bahkan pemerintah.
Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan advertising. Dimulai dari penemuan mesin cetak Gutenberg 1450, berdirinya stasiun radio pertama di dunia (KDKA) yang lahir di Pittsburgh pada tahun 1920, berdirinya stasiun TV pertama NBC pada tahun 1939 sampai pemasaran melelui internet yang membuka batas baru bagi periklanan dan memberikan kontribusi pada ‘boomingnya’ “dot-com” tahun 1990.
Internet merupakan suatu media informasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang khas yang dapat merupakan peluang ataupun tantangan bagi industri advertising. Ciri yang paling menonjol yang membedakan internet dengan media informasi lain adalah bahwa internet merupakan media informasi interaktif yang memungkinkan user berinteraksi tanpa kehadiran secara fisik.
I-advertising atau web advertising atau yang lebih kita kenal dengan iklan dengan media internet merupakan potensi bisnis yang mempunyai prospek yang bagus. Agar peluang ini dapat diraih maka kita harus mengetahui seluk beluk periklanan dengan menggunakan media internet.
II. PERMASALAHAN
Berkembangnya industri periklanan khususnya periklanan di internet memberikan peluang bisnis yang potensial bagi para pelaku usaha di bidang ini. Ada beberapa cara yang dilakukan para pengiklan untuk menawarkan produknya melalui media internet, namun sebagaimana bentuk advertising dengan media lain tentu efektifitas selalu menjadi bahan pertimbangan.
Internet merupakan media informasi yang bisa dikatakan baru apabila dibandingkan dengan media informasi lain. Untuk mendapatkan iklan yang baik diperlukan orang-orang yang kreatif dan inofatif. Keterbatasan sumber daya manusia merupakan suatu kendala yang harus dihadapi dalam hal ini.
III. PEMBAHASAN
I-Advertising atau yang dikenal juga sebagai Web Advertising membutuhkan kepraktisan. Dengan pertimbangan bahwa dalam empat tahun ke depan, I-Advertising akan memperoleh porsi yang signifikan dalam alokasi dana pemasaran, pengiklan butuh mengetahui dan mengadopsi apa yang harus dibangun dan apa yang harus harus dibeli dalam rangka beriklan di Internet.
Untuk mengetahui berbagai model atau metoda dalam beriklan di internet dengan mengetahui seluk beluknya maka agar suatu iklan lebih efektif perlu diketahui beberapa hal. Ada tiga pilihan jenis situs bagi pengiklan untuk memasarkan produknya:
1. Situs bertujuan (destiniation sites), yang menggunakan informasi, hiburan, dan barang-barang produksi bernilai tinggi untuk meraih user dan membawa mereka kembali;
2. Situs mikro (micro-sites), sebuah kanal kecil yang terdapat di situs atau jaringan tempat kita beriklan;
3. Kampanye banner (banner campaign) dan web advertising berbiaya rendah lainnya seperti sponsorhip. Produk yang dapat dijual secara online dan mudah dikiirim, atau dapat dikirim secara digital seperti musik, tiket, buku dan software, dapat menggunakan situs bertujuan (destination sites). Hal ini untuk mendukung segala sesuatu yang berkaitan dengan brand awareness dan dukungan purna jual. Tetapi bila Internet tidak memungkinkan perusahaan Anda menawarkan produk dengan lebih cepat, lebih murah atau lebih baik, sebaiknya Anda tidak memilih situs bertujuan.
Kemudian, penjualan produk yang kompleks seperti komputer, mobil, dan hasil-hasil industri lainnya dapat menggunakan situs Web untuk menghemat biaya, dan juga menyediakan layanan untuk menerangkan detail spesifikasi, konfigurasi, dan memperoleh dukungan produk secara online.
- Situs Bertujuan (Destination Sites)
Situs bertujuan merupakan pilihan bijak jika perusahaan berniat menggunakan Internet sebagai sarana full-fledge, untuk pertukaran informasi dengan pelanggan, seperti dalam penjualan buku. Pengiklan yang akan membangun destination sites harus memiliki pengalaman yang matang. Sebuah perusahaan bisa membelanjakan miliaran rupiah untuk membangun sebuah destination sites dan lebih banyak lagi untuk biaya pemeliharaannya. Sebuah situs yang tanggung (half-baked), hanya akan menghancurkan merek. Jangan anggap remeh jumlah interaksi dengan pelanggan yang terjadi. Anda harus memiliki tim customer service untuk menjawab seluruh e-mail yang masuk selama tujuh hari dalam seminggu.
Kedua, lisensi, bukan isi. Kebenaran isi menunjukkan citra pengiklan yang sesungguhnya. Ketika Toyota pertama kali berkecimpung dalam Web, mereka menciptakan tujuh majalah lifestyle yang berbeda. Sekarang, hanya "Car Culture" yang diingat dan besar kemungkinan menjadi penerbitan kendaraan besar. Hal ini mengajarkan bahwa isi haruslah berkaitan dengan jenis usaha.
Ketiga, promosi. Setiap kali situs baru diluncurkan, perusahaan harus mempromosikannya. Perusahaan yang bijak akan mengalokasikan setidaknya 20 persen dari keseluruhan dana interaktif mereka untuk mempromosikan situs online-nya. Perusahaan juga dapat mencantumkan alamat situs dalam iklan media cetak maupun televisi, kemasan produk dan lain-lain. Bisa juga digunakan pencantuman dalam search engine dan trading link dengan situs lain.
- Situs Mikro (Micro-Sites)
Situs mikro memungkinkan pengiklan mengkomunikasikan keuntungan produk lebih mendalam dan mengumpulkan informasi mengenai pelanggan tanpa mengeluarkan biaya sebagaimana situs Web yang full-blown. Bagi para pengiklan yang menawarkan produk seperti busana dan alat-alat rumah tangga harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Menempatkan situs mikro di mana khalayak berada. Konon tiga juta dollar AS dibelanjakan Levi’s untuk menempatkan situs mikronya pada semua situs-situs anak muda ternama selama berbulan-bulan. Perusahaan alat-alat rumah tangga seperti Whirpool harus melekatkan produk-produk terpilihnya di berbagai situs seperti remodeling.hw.net.
2. Petunjuk pemeliharaan merupakan bagian periklanan. Penyamaran kandungan komersial seperti dikemukakan dalam tajuk rencana alam mengurangi/merusak kepercayaan terhadap citra merek yang ingin dibangun.
- Banner
Kebanyakan perusahaan yang memasarkan barang-barang kebutuhan konsumen (consumer goods) harus menggunakan sumber daya mereka untuk membangun banner interaktif. Banner harus bisa mengundang orang yang melihatnya untuk mengkliknya, mendaftarkan diri untuk jadi pemenang (bila ada undian dan sejenisnya), dan memesan produk yang ditawarkan. Itu yang pertama.
Kedua, mensponsori isi/rubrik yang tepat. Bahkan, merek "Tide" milik P&G harus mencari cara untuk mensponsori jadwal online setiap Little League di negara-negara bagian. Sebuah logo dan positioning yang tepat, cukup untuk membuat sebuah impresi.
Ketiga, pemeliharaan situs korporasi. Perusahaan butuh berhadapan dengan publik yang menggunakan mesin pencari (search engine) dan melayani hubungan dengan investor (investor relations) dan kelompok-kelompok perekrutan (recruiting groups). Tetapi merek-merek yang telah dikenal luas sebaiknya jangan melumuri situsnya dengan informasi produk. Tabung saja buat berbagai kampanye kreatif.
- Bayaran
Ruang iklan dan harga biro iklan/agensi selalu berubah-ubah. Karena itu sebaiknya para pengiklan selalu menegoisasikannya. Ukuran yang dipakai biasanya CPM, yakni biaya yang dikeluarkan untuk per seribu netter yang mengunjungi situs tertentu. Pengiklan juga bisa menggunakan hasil click-trough sebagai indikator keberhasilan iklan. Namun hal lazim adalah bila sejak awal sebuah perusahaan yang menyediakan ruang untuk beriklan, telah menentukan harga tertentu untuk setiap ruang atau jenis iklannya.
Sumber daya manusia sebagai tulang punggung industri periklanan merupakan bagian yang penting yang tak dapat dipisahkan dari industri ini. Untuk mendapatkan produk iklan yang unggul selain diperlukan kemampuan teknis pembuatan iklan juga diperlukan beberapa paengetahuan dan kemampuan penunjang seperti berikut :
1. Artistik.
Unsur keindahan merupakan bagian yang berpengaruh signifikan terhadap efektifitas sebuah iklan. Suatu sajian yang menarik akan lebih dapat ”menghipnotis” masa dengan lebih sebagaimana tujuan iklan tersebut.
2. Jurnalistik.
BELAJAR jurnalistik tak harus menjadi jurnalis. Siapa saja boleh dan dapat belajar jurnalistik. Ilmu ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung keperluan studi, pekerjaan, memperoleh "pekerjaan" sebagai penulis, pengembangan diri, tambah wawasan dan relasi, maupun sekadar hobi.
Di sisi lain, unit-unit di sebuah lembaga pers pun perlu belajar jurnalistik. Misalnya unit iklan, personalia, promosi, sirkulasi, umum, pracetak dan percetakan. Mengapa? Supaya insan periklanan dapat "satu bahasa" dan memiliki tambahan kompetensi sehingga dapat melayani masyarakat lebih baik.
Iklan di media internet tidak saja dituntut untuk tampil kreatif tapi juga detail dari sebuah produk yang layak diperhitungkan. Dengan space yang terbatas, tentu sajian iklan tidak bisa sangat rinci. Karenanya, diperlukan keahlian penulisan dalam memilih segi-segi yang penting dan menarik. Pengetahuan dan keahlian di bidang jurnalistik juga merupakan modal bagi para insan periklanan untuk mengetahui gejala sosial dan pola komunikasi manusia dari jaman ke jaman.
IV. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Agar suatu iklan di internet lebih efektif perlu diketahui berbagai model atau metoda dalam beriklan di internet dengan mengetahui seluk beluknya. Ada tiga pilihan jenis situs bagi pengiklan untuk memasarkan produknya, yaitu situs bertujuan (destiniation sites), situs mikro (micro-sites) serta kampanye banner (banner campaign) dan web advertising.
2. Untuk mendapatkan produk iklan yang unggul selain diperlukan kemampuan teknis pembuatan iklan juga diperlukan beberapa paengetahuan dan kemampuan penunjang antara lain yaitu tentang artistik dan jurnalistik.
Advertising 2
Kasus Iklan yang Tidak Etis
Contoh video:
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Akhir-akhir
ini sangat banyak iklan yang melanggar etika demi mendongkrak popularitas
produknya. Banyak iklan yang mempromosikan sebuah produk dengan menampilkan
adegan-adegan atau hal-hal yang tidak seronoh dan tidak seharusnya ditampilkan.
Jelas iklan-iklan tersebut sangatlah melanggar etika bisnis.
Menyimak
iklan yang kami amati yang berasal dari luar negeri, iklan yang menampilkan
adegan tidak seronoh tersebut adalah hal yang biasa. Tetapi jika dilihat dari
etis atau tidaknya iklan tersebut itu adalah hal yang sangat tidak etis.
Contohnya adalah iklan properti Holz Land, iklan sepatu BUNKER Footwear, iklan
kertas AA, iklan susu Frisian Flag dan iklan burger Nando’s.
Iklan Holz
Land, kertas AA dan burger Nando’s sangat jelas memperlihatkan bagian tubuh
wanita yang tidak seharusnya diperlihatkan. Hal ini membuat harga diri seorang
wanita terlihat sangat rendah. Lalu iklan sepatu BUNKER dan susu FRISIAN FLAG
pada awalnya membuat konsumen berpikiran negatif dengan adegan-adegan yang
diperlihatkan pada kedua iklan tersebut.
Tentunya
iklan tersebut bisa dilihat oleh semua kalangan baik orang dewasa maupun anak
kecil. Mungkin bagi orang dewasa yang cukup umur melihat iklan tersebut
merupakan hal yang biasa dikarenakan iklan tersebut merupakan salah satu cara
produsen menarik minat konsumennya. Tapi apabila anak kecil yang melihatnya
akan membawa dampak negatif bagi si anak itu sendiri.
PEMBAHASAN
- Permasalahan
Dalam kasus diatas dapat kita nilai bagaimana
perusahaan – perusahaan tersebut telah melanggar prinsip-prinsip dan
aturan-aturan moral, mereka menjual produknya dengan memanfaatkan hal-hal yang
berbau asusila untuk menarik konsumen. Namun kebanyakan model-model yang mereka
gunakan adalah perempuan dengan menampilkan bagian-bagian tubuh para model
tersebut.
Hal ini terjadi karena itu adalah salah satu cara
perusahaan untuk menarik minat konsumen membeli produk mereka. Banyak pendapat
sekarang ini yang mengatakan bahwa dengan menggunakan model yang berpenampilan
menarik akan banyak menarik konsumen. Maka dari itulah banyak perusahaan yang
menggunakan model-model yang menarik dikarenakan adanya juga penelitian bahwa
konsumen juga meminta model-model yang menarik untuk semakin meningkatkan minat
mereka membeli produk produsen.
Namun,
permasalahan yang terjadi disini adalah :
1.
iklan—iklan yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan itu banyak yang melanggar norma dan etika susila. Banyak
iklan yang merendahkan harkat dan martabat wanita sehingga hal itu membuat
sebagian kalangan memprotes iklan tersebut. Namun tetap saja iklan itu
ditayangkan oleh produsen untuk memasarkan produknya.
2.
Iklan-iklan
tersebut dijadikan alat bagi perusahaan dan hanya mementingkan kepentingan perusahaan
itu sendiri. Tanpa mementingkan dan memikirkandampak negative dari iklan yang
ditampilkan tersebut.
3.
Persaingan yang tidak sehat itu akan muncul ketika
salah satu perusahaan yang mengiklankan produknya dengan iklan yang tidak etis kemudian
iklan tersebut diikuti oleh para pesaingnya.
Karena itu dianggap sebagai salah satu factor agar iklannya lebih dikenal oleh masyarakat
luas.
4.
Iklan-iklan yang tidak etis tersebut
tidak memperhatikan agama yang ada di dalammasyarakat. Contohnya seperti agama
Islam, dalam agama islam pasti perbuatan tersebut sangatlah tidak boleh untuk dilakukan,
mengingat iklan yang tidak etis tersebut sangatlah mengarah pada pornografi.
5.
Ketika iklan yang tidak etis tersebut di ingat oleh masyarakat,
masyarakat pasti akan lebih mengingat iklan tersebut dari pada produknya.
Di zaman yang semakin modern ini,
dikhawatirkaniklan yang tidak etis tersebut terus berkembang seiring dengan perkembangan
zaman. Yang awalnya iklan tersebut tidak layak untuk dilihat seiring dengan perkembangan
zaman iklan tersebut menjadi layak untuk di pertontonkan. Itu sangat tidak sesuai
dengan etika.
Refleksi tentang
etika periklanan ini mengingatkan kita bahwa penalaran moral selalu harus
bernuansa dengan menyimak dan menilai situasi konkret. Prinsip – prinsip etis
yang penting dalam konteks periklanan sudah dipelajari sebelumnya (tidak boleh
berbohong, otonomi manusia harus dihormati). Dalam pasal terakhir ini kita
memandang 4 faktor berikut yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan prinsip
– prinsip tersebut, jika kita ingin membentuk penilaian etis yang seimbang
tentang iklan: maksud si pengiklan, isi iklan, keadaan publik yang tertuju dan
kebiasaan dibidang iklan.
·
Maksud Pengiklanan
jika maksud pengiklan tidak baik, dengan
sendirinya moralitas iklan itu menjadi tidak baik juga. Jika maksud si
pengiklan baik maka moralitas iklan akan baik juga. Dalam iklan, pengiklan
tidak semata-mata memasarkan produknya saja tetapi di dalamnya harus ada
tujuan. Dalam kelima iklan tidak etis (properti Holz Land, iklan sepatu BUNKER
Footwear, iklan kertas AA, iklan susu Frisian Flag dan iklan burger Nando’s.)
target market utamanya adalah remaja dan dewasa. Tetapi iklan bersifat
universal dan siapa saja yang dapat melihat iklan tersebut termasuk anak-anak
dibawah umur. Oleh karena itu, pengiklan harus memikirkan dampak negatif dan
positif terhadap iklan yang mereka buat.
·
Isi iklan
Menurut
isinya iklan harus benar dan tidak boleh mengandung unsur yang menyesatkan dan
mengandung unsur pornografi. Iklan tentang hal yang tidak bermoral, dengan
sendirinya menjadi tidak etis. Isi dari iklan seharusnya tidak jauh dari
produk yang dipasarkan. Tetapi pada
kenyataannya seperti contoh iklan Nando’s Burger dalam iklannya memperlihatkan
bagian tubuh wanita yang seharusnya tidak di perlihatkan. Seharusnya pengiklan
mengganti iklan yang baik dan menghibur bukan sebaliknya.
·
Keadaan publik/masyarakat yang
tertuju
Yang
dimengeti disini dengan publik adalah orang dewasa yang normal dan mempunyai
informasi yang cukup tentang produk atau jasa yang di iklan kan. Dalam setiap
masyarakat terdapat orang naif, tetapi janganlah mereka diambil sebagai patokan
untuk menilai moralitas iklan. Namun demikian perlu diakui bahwa mutu publik
sebagai keseluruhan bisa sangat berbeda. Dalam masyarakat dimana taraf
pendidikan rendah dan terdapat banyak orang sederhana yang mudah tertipu. Tentu
harus dipakai standart lebih ketat daripada dalam masyarakat dimana mutu
pendidikan rata – rata lebih tinggi atau standar ekonomi lebih maju.
·
Kebiasaan dibidang periklanan
Periklanan
selalu dipraktekkan dalam rangka suatu tradisi. Dalam tradisi itu orang sudah
biasa dengan cara tertentu disajikan iklan. Sudah ada aturan main yang
disepakati secara benar dan yang sering tidak dapat dipisahkan dari etos yang
menandai masyarakat itu. seperti halnya juga dibidang – bidang lain, tradisi
itu menentukan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Dan peranan
pemerintah seharusnya lebih tegas dalam memilih iklan yang akan di
publikasikan.
KESIMPULAN dan SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian mengenai masalah periklanan
dan etika bisnis, dapat penulis kemukakan beberapa kesimpulan yakni :
·
pemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial yang mana di dalamnya terdapat individu dan kelompok
untuk mendapatkan apa saja yang mereka inginkan dan butuhkan dengan cara
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain
·
Iklan adalah pemberitahuan
kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media
massa (surat kabar atau majalah) atau ditempat umum.
·
Etika Bisnis adalah penerapan
prinsip-prinsip etika yang umum pada suatu wilayah prilaku manusia yang khusus,
yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis
·
di Indonesia khususnya
terdapat permasalahan-permasalahan dalam dunia periklanan terutama menyangkut
iklan yang tidak mendidik, iklan yang cenderung menjelek-jelekan produk lain.
Dalam periklanan kita tidak dapat lepas dari etika.
Dimana di dalam iklan itu sendiri mencakup pokok-pokok bahasan yang menyangkut
reaksi kritis masyarakat Indonesia tentang iklan yang dapat dipandang sebagai
kasus etika periklanan. Iklan mempunyai unsur promosi, merayu konsumen, iklan
ingin mengiming-imingi calon pembeli. Karena itu bahasa periklanan
mempergunakan retorika sendiri. Masalah manipulasi yang utama berkaitan dengan
segi persuasive dari iklan (tapi tidak terlepas juga dari segi informatifnya).
Karena dimanipulasi, seseorang mengikuti motivasi yang tidak berasal dari
dirinya sendiri, tapi ditanamkan dalam dirinya dari luar. Maka di dalam bisnis
periklanan perlulah adanya kontrol tepat yang dapat mengimbangi kerawanan
tersebut.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang
sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki
daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai
(value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya
dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan
yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.